Kadaker Madinah Ali Machzumi saat mengunjungi Museum As Safiyyah Madinah
Madinah (Kemenag) — Selama di Madinah, jemaah haji Indonesia dapat meluangkan waktunya untuk mengunjungi berbagai tempat wisata atau tempat bersejarah di sekitar Masjid Nabawi. Salah satunya adalah Museum As Safiyyah yang terletak tidak jauh dari pintu gerbang 303 Masjid Nabawi, Madinah.
Museum As Safiyyah diresmikan oleh Amir Kota Madinah pada 16 Ramadhan 1445 H atau 27 Maret 2024. Sejak dibuka untuk umum pada 27 Ramadhan tahun ini, Museum As Safiyyah telah menerima 17 ribu pengunjung dari 80 negara di seluruh dunia.
Di dalam museum ini, pengunjung disuguhkan dengan gambaran penciptaan alam semesta dengan konsep futuristik dan audio visual yang modern. “Insya Allah museum ini menggunakan teknologi yang luar biasa. Ada video dan audio yang sudah benar-benar kita setting untuk memberikan pengaruh kepada jemaah yang datang ke dalam museum ini. Insya Allah menjadi konten yang sangat bermanfaat,” terang Musa Yazid Attamimi, mahasiswa Indonesia asal Jawa Barat yang menjadi salah satu penerjemah di Museum As Safiyyah, Senin (20/5/2024).
Pria yang tengah menempuh pendidikan doktoralnya di Universitas Islam Madinah ini mengaku senang karena lokasi Museum As Safiyyah masih terbilang dekat dengan hotel-hotel yang ditempati jemaah haji Indonesia tahun ini.
“Saya lihat rata-rata jemaah haji Indonesia banyak juga yang menginap di hotel-hotel sekitar museum ini,” imbuh Musa.
Ia menjelaskan, museum yang dibangun selama kurang lebih 6 tahun ini tidak hanya menyajikan visualisasi terkait fase awal penciptaan alam semesta, tapi juga gambaran kehidupan di akhir zaman.
“Kurang lebih perjalanan sekitar 35 menit, kita akan diajak berkeliling menyaksikan hal-hal yang sangat luar biasa tentang penciptaan alam semesta, tentang fase-fase kehidupan manusia, serta kehidupan para nabi, hingga gambaran kehidupan di akhir zaman termasuk hari kiamat,” terang Musa.
Selain itu, jemaah yang berkunjung juga dapat melihat koleksi artefak seperti beberapa fosil dan bebatuan. “Bahkan ada replika manuskrip Al-Qur’an yang pertama kali ditulis di zaman Utsman bin Affan ra. Begitu juga ada replika Gua Hira dengan perbandingan ukuran 1:1, jadi sama persis dengan aslinya,” tambahnya.
Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Madinah PPIH Arab Saudi, Ali Machzumi, mengaku terpukau dengan visualisasi dan koleksi Museum As Safiyyah. Ia berharap, jemaah haji Indonesia bisa mengunjungi museum ini saat di Madinah.
“Apalagi jemaah akan dipandu oleh para ahli atau penerjemah yaitu mahasiswa Indonesia yang kuliah di Madinah,” ujar Ali.
Museum As Safiyyah dibuka setiap hari dari pukul 08.00-23.30 WAS. Tarif masuk Museum As Safiyyah dibanderol seharga 20 riyal per orang. Untuk anak di bawah enam tahun, tidak dipungut biaya. Bagi kelompok pengunjung yang jumlahnya lima orang atau lebih, mendapat potongan harga menjadi 10 riyal per orang.
Editor: Moh Khoeron
Fotografer: Istimewa
Sumber :